
Ringkasan
- Robot membantu pasien yang lemah, namun model yang ada saat ini menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi perawat daripada penyelamatan.
- Chatbot AI cukup canggih untuk menangani tugas resepsionis di rumah sakit.
- Robot dapat memberikan obat-obatan, memeriksa kesejahteraan, dan telah melakukan operasi selama bertahun-tahun dengan semakin presisi.
Tidak ada orang yang suka pergi ke rumah sakit, namun suatu saat Anda akan membutuhkan bantuan medis atau mengunjungi seseorang yang berada dalam posisi tersebut. Tergantung di mana Anda tinggal dan alasan Anda berkunjung, ada kemungkinan Anda akan segera bertemu dengan robot dengan deskripsi tertentu di rumah sakit setempat.
Robot Membantu Mereka yang Lemah
Para perawat mempunyai pekerjaan yang sulit baik secara mental maupun fisik, namun berkat kelas robot bantu yang dirancang untuk mengangkat pasien lanjut usia atau pasien yang lemah dengan aman dari tempat tidur atau kursi mereka, beban khusus ini dapat diringankan.
Setidaknya, itulah teorinya. Menurut tinjauan MIT pada tahun 2023, robot-robot tersebut gagal untuk dikembangkan di Jepang, yang telah mencoba menerapkan robot-robot tersebut selama hampir satu dekade karena berkurangnya populasi kaum muda, dan kebutuhan untuk merawat lansia yang semakin bertambah. Alasan utamanya, menurut tinjauan tersebut, adalah bahwa robot-robot tersebut pada akhirnya menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi para perawat daripada yang mereka selamatkan, sekaligus mengurangi kontak manusia dengan para lansia.
Meskipun demikian, teknologi AI telah berkembang pesat, dan berkat kemajuan perangkat keras dan perangkat lunak baru, kita berada di titik puncak revolusi robotika yang seharusnya membuat robot seperti ini menjadi lebih cerdas dan mandiri. Maka jangan heran jika Anda melihat robot pendukung khusus membantu pasien sekaligus mengobrol seru dengan mereka selama beberapa tahun ke depan.
Bot Dapat Menangani Tugas Penerimaan Sekarang
Jika Anda sudah mencoba aplikasi seperti obrolan suara canggih ChatGPT, Anda pasti tahu bahwa chatbot AI telah maju ke titik di mana mereka dapat memahami bahasa lisan alami yang kompleks, dan bernalar sampai batas tertentu. Chatbot ini juga telah diwujudkan dalam robot seperti Boston Dynamics' Spot, jadi membuat bot resepsionis untuk rumah sakit, atau bisnis apa pun, bukanlah hal yang mustahil.
Tentu saja, Jepang sudah memiliki hotel dengan resepsionis “robot” selama bertahun-tahun, namun animatronik yang mirip manusia telah berkembang pesat pada saat itu. Lihat saja Ameca, yang ditampilkan di sini dikombinasikan dengan versi ChatGPT yang sudah ketinggalan zaman.
Bukan berarti resepsionis yang menggunakan chatbot harus semewah ini. Hanya layar dengan wajah animasi yang mungkin bisa menyelesaikan pekerjaan!
Robot Dapat Memberikan Obat atau Memeriksa Kesejahteraan
Sudah ada robot yang mengantarkan makanan dan barang-barang lainnya di jalanan, dan di dalam gedung hotel, jadi jangan kaget melihat robot pengangkut berkeliaran di sekitar rumah sakit membawa obat-obatan, sampel laboratorium, serta perlengkapan dan peralatan lainnya.
Salah satu rumah sakit di Korea telah menggunakan robot layanan sebagai “pemandu dan pengangkut” sejak tahun 2020 dan termasuk robot pemindah darah dan obat. Dengan menggunakan bot jenis ini untuk mengambil alih kesibukan yang ada di sebagian besar aktivitas rumah sakit, para profesional medis dapat menghabiskan lebih banyak waktu merawat pasien, atau dapat mengurangi jumlah tekanan mental dan fisik yang mereka alami. Semoga keduanya!
Robot Telah Melakukan Operasi Selama Bertahun-Tahun
Robot bedah da Vinci pertama (oleh Intuitive Surgical) yang disetujui oleh FDA diluncurkan pada tahun 2000. Sejak itu, da Vinci telah menciptakan beberapa generasi robot bedah yang memungkinkan ahli bedah manusia melakukan operasi yang sangat rumit, dan bahkan melakukannya. pada jarak yang sangat jauh.
Meskipun Intuitive Surgical merupakan pionir dan tetap menjadi pemain penting, kini mereka mempunyai banyak pesaing. Ambil contoh robot bedah lutut Mako.
Operasi lutut merupakan hal yang umum, namun sulit dilakukan. Sistem seperti Mako membuat operasi lebih mungkin berhasil dan pasien akan pulih dengan baik. Operasi pinggul adalah rintangan yang lebih besar, dan sistem Mako dapat membantu ahli bedah dalam membuat operasi pinggul menjadi lebih akurat dan efisien.
Revo-I adalah pesaing da Vinci dari Korea, yang menawarkan operasi presisi serupa di bawah kendali ahli bedah terampil.
AI Menjadi Penting untuk Kedokteran
Robot kemungkinan besar akan bermunculan di rumah sakit, meskipun hanya untuk membersihkan lantai, namun para pekerja elektro-mekanis ini tidak akan berarti apa-apa jika mereka tidak memiliki otak yang mampu menandingi kekuatan mereka. Berbagai teknologi AI, dan prosesor komputer khusus AI, telah menghadirkan kemungkinan-kemungkinan baru yang menarik bagi dunia kedokteran.
Kita sudah melihat sistem AI untuk mendeteksi berbagai jenis kanker yang kinerjanya sama baiknya atau bahkan lebih baik daripada dokter spesialis yang terlatih. Tentu saja, mereka tidak dapat menggantikan dokter manusia, namun mereka dapat mengarahkan perhatian mereka pada sesuatu yang mereka lewatkan untuk verifikasi.
Sistem diagnostik yang didukung AI kemungkinan besar akan berperan besar dalam dunia kedokteran di masa depan, membantu dokter menemukan diagnosis yang paling mungkin dengan lebih cepat, yang berarti Anda bisa mendapatkan perawatan yang tepat lebih cepat. Namun, robot sendiri mendapat manfaat besar dari perkembangan teknologi AI untuk membantu mereka memahami lingkungannya, memecahkan masalah di dunia fisik secara dinamis, dan mengetahui konteks dari apa yang mereka lihat dan dengar.
Robot, dan AI yang menggerakkannya, siap mengubah dunia kedokteran seperti halnya penemuan antibiotik, atau teori kuman. Jadi, jika Anda mengunjungi rumah sakit lagi dan bertemu dengan sejenis robot, ingatlah bahwa robot itu dibuat untuk membuat Anda lebih sehat.